Kata Pengantar Pembukaan Kuliah Perdana Magister Pendidikan Biologi UNJ angkatan keempat.
Oleh Dr. Yulia Irnidiyanti, M.Si (Ka.Prodi Magister Pendidikan Biologi UNJ) & Dr. Suwirman Nuryadin, M.Pd
Bagaimanakah keadaan pendidikan di Indonesia saat ini? Pendidikan di Indonesia saat ini sudah sampai taraf terbawah dibandingkan negara-negara yang lain (Indonesia sudah bukan level low lagi, tetapi lower, bahkan lowest). Banyak yang menyebabkan hal ini terjadi. Salah satu faktor diantaranya adalah lemahnya kreativitas guru dalam mengajar, memilih strategi mengajar yang tepat, dan lain sebagainya dimana itu berpusat pada guru. Sesungguhnya Anak-anak Indonesia tidak kalah cerdas dengan anak-anak negara lain. Semua anak terlahir dengan potensi cerdas dan jenius. Nilai IQ BJ. Habibie mencapai 200 sedangkan Albert Einstein hanya 164. Jadi bukanlah karena faktor inteligensi anaknya, akan tetapi bagaimana sang guru dapat menyajikan materi pembelajaran dengan baik.
Mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah. Seseorang yang bertitel akademis yang tinggi tidak selalu dapat bisa mengajar dengan mudah. Perlu ilmu tentang pendidikan/cara mendidik baik yang agar seseorang dapat mentransfer ilmu yang dimilikinya.
Seorang guru harus terus menerus belajar dan meningkatkan segenap potensi yang dimilikinya. Tugas dan beban guru sangatlah berat. Sesungguhnya yang membangun negara ini adalah guru. Kapan mereka membangunnya? Semenjak usia dini (guru mengajar para penerus generasi negeri ini semenjak usia dini). Karena itu untuk para guru, berusahalah yang keras, semuanya tidak ada yang gratis.
Guru juga harus bisa menulis. Buatlah riset yang bagus. Upayakan juga membuat riset yang dapat menjadi decision maker bagi para stake holder. Buatlah produk jangan melulu PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Dan juga ingatlah tulisan kita akan dibaca oleh anak dan cucu kita. Malulah kita pada mereka jika ternyata riset kita tidak ada apa-apanya (tidak berkualitas). Mulailah kita mensejajarkan diri kita di taraf internasional. Mulailah mempublikasikan riset dan tulisan kita di forum internasional.
Para guru hentikanlah perdebatan mengenai kisruh kurikulum yang selalu bergonta-ganti. Sesungguhnya kurikulum satu dengan yang lainnya hampir sama esensi di dalamnya. Fokuslah pada kemampuan anda dalam mengajar.
Faktor lain yang menyebabkan keterpurukan pendidikan Indonesia adalah mengenai sistemnya. Dahulu bangsa kita pernah mengekspor guru ke Malaysia. Akan tetapi kini kita jauh terpuruk di Malaysia. Wajarlah jika Malaysia mengungguli kita karena kebijakan pemerintah Malaysia sangat mendukung sekali warga negaranya untuk belajar. Sebagai perbandingan adalah program beasiswa sekolah lanjut bagi para sarjana antara Indonesia dengan Malaysia. Di Indonesia program beasiswa diberikan dengan persyaratan yang sangat beragam dan sangat mengeliminir pendaftarnya seperti pembatasan umur penerima beasiswa tidak boleh lebih dari 24 tahun. Sedangkan di Malaysia pemerintahnya hanya bertanya; “Siapa yang mau lanjut sekolah lagi? Kami akan biayai” tanpa menanyakan umur dan tanpa menerapkan persyaratan-persyaratan yang rumit dan sempit. Kuota yang diberikan pun juga sangat jauh berbeda. Indonesia hanya membuka keran beasiswa sekitar 50.000 orang sedangkan Malaysia di periode yang sama membuka keran beasiswa sebanyak 300.000 bagi warga negaranya untuk kuliah lanjut baik ke dalam maupun ke luar negeri.
Begitu pula mengenai dana riset Indonesia pun terkesan pelit dan tidak memprioritaskan. Penemu teknologi 4G LTE adalah warga negara Indonesia lulusan Jepang. Ia pernah menawarkan teknologi ini ke Indonesia, akan tetapi Indonesia menolaknya. Sehingga akhirnya ia patenkan teknologi ini di Jepang.
Mari kita belajar juga dari Jepang. Sesaat setelah Jepang di Bom Atom Kaisarnya hanya bertanya tiga hal; “berapa jenderal yang mati? Berapa prajurit yang tewas? Berapa guru YANG MASIH HIDUP?” Pertanyaan terakhir sang Kaisar adalah pertanyaan visioner untuk membangkitkan kembali negara yang sudah porak-poranda. Akhirnya semuanya terbukti, Jepang mampu mengalahkan Amerika. Tidak di bidang senjata dan peperangan, tetapi dibidang teknologi dan ekonomi.
Tidak ada yang kebetulan atas kehadiran bapak/Ibu guru di sini (program magister pendidikan). Ada rahasia dan amanah Illahi atas kehadiran bapak/Ibu guru di program ini. Pahami itu dan maknailah secara mendalam. Kematian ilmuwan adalah merupakan kerugian yang sangat besar bagi semua orang.
NB: Ditulis ulang berdasarkan notulensi tulisan tangan yang sederhana. Diedit dengan bahasa seperlunya agar memudahkan dipahami.
0 komentar:
Posting Komentar